Hai, sudah lama aku nggak cerita. Bukan. Bukan
karena sibuk banget sampe gak sempet nulis. Bukan juga karena emang gak dapat
pelajaran hidup apapun akhir-akhir ini. Mungkin lebih karena aku menyimpan hal
ini untuk waktu yang cukup lama. Seingatku semua target yang ada di kepala ini
tenggatnya adalah bulan Maret, kuartal pertama tahun ini. Dan sekarang bisa
dikatakan udah memasuki kuartal ketiga haha udah lumayan jauh perjalananku
harusnya, iya seharusnya begitu kan?
Well, to be frankly speaking, I’ve been through
a lot of momments this year. All the ups and downs, stressful one, so many
overwhelming conditions, and yet a lot of short-term happiness too. Tahun ini
ngerasain banget waktu berjalan dengan sangat cepat dan terasa sangat lambat
dalam waktu yang bersamaan. Nah loh, gimana tu maksudnya? Kata orang kalau kita
menikmati waktu, maka waktu akan berjalan sangat cepat dan sebaliknya. I guess,
this year was full of lesson learnt for me. Ada beberapa hal yang bikin aku
ngerasa waktu berjalan lambat, pun sebaliknya, ada hal-hal yang bikin aku
ngerasa waktu terlalu cepet berlalu, 24 jam sehari terasa kurang, dan itu yang
membuat aku menyadari bahwasanya hidup ini terus berjalan.
Di perjalanan hidup kali ini, aku dituntut
untuk mencoba eksplor diri sendiri, berproses untuk aktualisasi diri, mencaari
tahu apa yang sebenarnya aku inginkan, apa yang harus aku lakukan, dan banyak..
banyak banget pertanyaan lain yang harus aku cari jawabannya. Untuk kali ini,
aku setuju bahwa time flies so fast. Bingung juga ya, tiba-tiba udah seharusnya
berada dalam fase menjadi dewasa, menghadapi kehidupan sendirian tanpa guidance
atau manual book haha, tapi yang namanya manusia itu hebatnya adalah bisa
mempelajari hal-hal baru karena mereka berakal. Wow, never believed that I
could said that statement, proud of you hooman!
Pokoknya, secara gak sengaja aku baca buku
fiksi yang tiba-tiba ngasih aku banyak pelajaran tentang hidup. Salah satunya
adalah pelajaran soal memaknai kata ikhlas. Mungkin, banyak dari kita yang
seringkali kebingungan, ragu-ragu, sembrono dalam membuat pilihan, dan masih
sering salah mengambil langkah. Bahkan nggak jarang banyak yang, mmm menyesali
langkah yang diambil. Dari sini sih awalnya muncul pemikiran bahwa “ikhlas”
adalah satu kata yang gampang banget diucapin tapi susah buat diimplementasiin.
Kenapa tiba-tiba bahas ikhlas? Jadi, awal
mulanya adalah saat memasuki awal tahun ini, semua kondisi mengharuskan aku
untuk upgrade diri. Banyak kali pertama yang aku coba. Banyak kesempatan yang
tiba-tiba disodorin dihadapanku. Lagi-lagi, bertengkar dah tuh si ambis dan si
pesimis yang ada dalam diri. Pertama kali merasa mengikhlaskan di tahun ini adalah
waktu dapat kabar lolos administrasi suatu pekerjaan dan mengharuskan aku
menjalankan pretest, tapi di waktu bersamaan aku masih ada project skripsi dan
bakalan bentrok tuh kalo semisal aku update utilitiesnya. Pesan moral satu, ya
harus ikhlas, kalau memang sudah jalannya pasti akan ada kesempatan di tempat
lain. Setelah itu, fokus skripsi, dengar desas-desus dosen penguji sempet bikin
jantung makin deg-degan, terus sampe akhirnya di satu titik bahwa yaudah, aku
udah ikhlas dengan apapun hasil yang bakalan aku dapetin, karena toh selama ini
aku udah berproses, soal hasil akhirnya itu kan diluar kuasaku kan.
Sejak saat itu aku mulai paham konsep ikhlas
yang aku pakai dalam kehidupanku. Intinya, tugas kita adalah berusaha,
mengusahakan dengan sebaik-baiknya soal hasil akhinya bagaimana, kita gak perlu
memusingkan hal-hal yang belum terjadi, atau lebih realistisnya ya kita gak
perlu mikirin hal-hal yang berada di luar kuasa kita. Kalaupun memang hasilnya
belum sesuai dengan apa yang kita harapkan, setidaknya kita mendapat pelajaran
dari hal itu. Sampai di titik ini, aku mengakui tidak ada yang namanya
kegagalan, yang ada ya, coba lagi. Dalam hal apapun itu, kalau gagal sekarang,
paling tidak kita bisa introspeksi diri dan berfokus pada bagaimana cara kita
untuk memperbaiki kegagalan itu.
Oiya biar agak nyambung sama judul, don’t let
anything out of your control bother you, sifat bawaan manusia tuh kadang suka
nyalahin diri sendiri, fokus sama masalah dan bingung duluan tanpa mikirin
solusi. Buat sekarang, yuk belajar bareng buat memikirkan apa yang memang harus
diselesaikan, nggak cuman bingung mikirin masalah tanpa ngelihat potensi solusi
yang bisa bikin kita menyelesaikan masalah. Dan lagi, asal kamu udah berusaha
sekuat tenaga, hasilnya pasti akan mengikuti kok, karena ya emang nggak ada usaha
yang sia-sia. No need to overthink something that out of your control, just
focus on yourself, what’s the best thing you can do to solve all your problem.
Let’s make it simple.
Intinya..
Just do your best and let God take the rest.
Jangan terlalu fokus sama masalah yang bisa bikin kamu kehilangan momen buat
bikin bahagiamu sendiri.
Everything good takes a process, and if you put a high effort into it, you’ll get high in return.
There are still a lot of new things that we should try, a very long journey, never-ending learning process.
Kalo kata Justin Bieber,
“I need you to hold on. Heaven is a place not too far away
We all know I should be the one to say we all
make mistakes”
See.. dari lirik lagu aja kita bisa belajar
soal hidup loh hahaha semoga bisa ketemu lagi di pembelajaran hidup yang lain
ya!